Bencana tanah longsor dahsyat melanda wilayah Antioquia, Kolombia, setelah hujan deras mengguyur sejak Maret. Tanah longsor terjadi pada 24 Juni di daerah pegunungan Bello dan Altos de Oriente di Medellin, menewaskan setidaknya 22 orang hingga Jumat (27/6), sementara delapan lainnya masih dinyatakan hilang. Pemerintah setempat menurunkan 391 personel untuk melakukan pencarian korban yang diduga masih tertimbun tanah.
Tanah longsor ini dipicu oleh luapan air sungai setelah hujan deras mengguyur wilayah tersebut tanpa henti. Banyak rumah yang dibangun di lereng bukit dan daerah rawan longsor turut menjadi korban. Otoritas setempat pun mengklasifikasikan bangunan-bangunan rumah tinggal itu sebagai wilayah berisiko tinggi, mengingat kondisi tanah yang tidak stabil.
Bencana ini menambah panjang daftar deretan musibah serupa di Kolombia, terutama di wilayah Andes bagian barat seperti Antioquia, yang memang kerap mengalami tanah longsor saat musim hujan. Bencana ini juga memicu kekhawatiran akan potensi longsor susulan yang bisa mengancam warga yang masih tinggal di daerah berisiko tinggi.
Selain korban jiwa, longsor juga menimbulkan kerugian harta benda yang cukup besar. Banyak rumah warga yang hancur tertimbun tanah, jalanan rusak parah, dan sejumlah infrastruktur penting lumpuh. Pemerintah setempat mengimbau warga untuk tetap waspada dan menghindari lokasi-lokasi rawan longsor.
Hujan deras diperkirakan masih akan terus mengguyur sejumlah wilayah di Kolombia hingga beberapa pekan mendatang. Tim penyelamat bekerja keras mengevakuasi korban dan membersihkan jalur-jalur yang tertutup material longsor.
Otoritas juga mengingatkan masyarakat agar tidak membangun rumah di lereng-lereng curam yang rentan longsor, demi meminimalisir korban jika bencana serupa kembali terjadi di masa mendatang.